menuju seorang geologist

Friday, 18 May 2012

Shallow Marine Carbonate Environment


Karakteristik dari pengendapan karbonat laut dangkal ditentukan oleh tipe organismenya dan energy dari gelombang ombak atau tidal currents. Sumber material karbonatnya sebagian besar biogenic, termasuk mud dari algae dan bacteria, sand-size bioklast, ooids dan peloids dan gravel debris. Biasanya terdapat bioturbasi dan dan faecal pellet.
Carbonat shoals mungkin dibuat dari ooid atau foraminifera bentik yang terpindahkan oleh ombak atau tidal currents dan menghasilkan material endapan yang well-sorted dan well-rounded yang akan menjadi grainstone atau packstone ketika sudah terlitifikasi.
Reef crest merupakan tempat tumbuhnya koral yang massif, mempunyai struktur yang paling kuat, yang mampu menahan energy kuat dari ombak di laut yang sangat dangkal. Semakin kea rah depan yaitu reef front, ditemui branching koral, dan semakin ke dalam dimana energinya lemah, platy koral lebih banyak. Di belakang reef crest yaitu reef flat, berisikan koral dengan struktur kuat juga, namun semakin kea rah belakang yaitu back reef, globular koral semakin banyak.

 

3 bentuk dasar reef yaitu barrier reef, fringing reef dan patch reef. Reef merupakan indicator lingkungan pengendapan di warm tropical water, tapi hal itu kurang akurat, karena beberapa reef-builders lain hidup di lingkungan lain, missal sclerectanian yang hidup dengan control ktersediaan nutrisi. Selain itu koral pembentuk reef merupakan mesozoik grup.
Pertumbuhan koral dapat terhenti apabila terjadi perubahan kondisi lingkungannya, misalnya suplai terigen maerial klastik yang bertambah atau perubahan suplai nutrisi. Carbonate mud mound adalah  badan sedimen yang terdiri dari fine crystaline carbonate yang tidak berstruktur dan berlapis kasar. 

Klasifikasi Batuan Karbonat
-       Dunham (1962)
Dasar klasifikasi batuan karbonat menurut Dunham (1962) yaitu kandungan mud, kandungan butiran, keterikatan komponen, dan kenampakan tekstur hasil diagenesis. Tekstur batuan karbonat yang didominasi oleh kehadiran mud atau mud supported terbagi dua yaitu batuan yang mengandung butiran kurang dari 10% dan dimasukkan kedalam mudstone, sedangkan batuan yang kandungan butirannya lebih besar dari 10% dimasukkan kedalam wackestone.
Grain supported atau batuan yang didominasi oleh butiran adalah tekstur batuan karbonat yang terendapkan pada lingkungan berenergi sedang sampai tinggi. Tekstur ini terbagi dua yaitu yang masih mengandung matriks digolongkan menjadi packstone dan yang tidak mengandung matriks sama sekali atau grainstone. Batuan dengan tekstur dimana komponennya saling terikat satu sama lainnya atau tersusun oleh organisme digolongkan menjai boundstone. jika komponen penyusunnya tidak lagi memperlihatkan tekstur asalnya. Kelompok batuan ini dikenal sebagai kristallin karbonat.
-       Folk (1959)
Klasifikasi ini lebih menekankan kepada pendekatan deskriptif dan tidak mempertimbangkan masalah genetiknya. Dasar pembagiannya adalah kehadiran sparit dan mikrit. Selain itu klasifikasi ini juga melihat allochem dalam batuan yang diurut seperti intraklas, ooid, peloid, bioklast. Kehadiran sparit dan mikrit menjadi komposisi utama dimana jika sparitnya lebih besar daripada mikrit maka nama batuannya akan berakhiran sparit, demikian pula jika mikrit yang lebih dominan maka nama batuannya akan berakhiran mikrit. Awalan dalam penamaan batuan karbonat menurut Folk tergantung pada komposisi intraklas, jika intraklas di atas 25% maka nama batuannya menjadi intasparit atau intramikrit. Namun jika butiran ini tidak mencapai 25% maka butiran kedua menjadi pertimbangan yaitu ooid, sehingga batuan dapat berupa oosparit atau oomikrit. Pertimbangan lainnya adalah jika kandungan ooid kurang dari 25%, maka perbandingan pellet dan fosil menjadi penentu nama batuan. Terdapat tiga model perbandingan (fosil : pellet) yaitu 3:1, 1:3, dan antara 3:1 – 1:3. Jika fosil lebih besar atau 3 : 1 maka nama batuannya biosparit atau biomikrit demikian pula sebaliknya akan menjadi pelsparit atau pelmikrit. Jika oerbandingan ini ada pada komposisi 3:1 – 1:3 maka menjadi biopelsparit atau biopelmikrit. Klasifikasi ini juga masih menganut paham Grabau dengan menambahkan akhiran rudit jika allochemnya mempunyai ukuran yang lebih besar dari 2 mm dengan prosentase lebih dari 10%. Dengan demikian penamaan batuan karbonat menurut klasifikasi ini akan menjadi rudit.



No comments:

Post a Comment