Karakteristik
dari pengendapan karbonat laut dangkal ditentukan oleh tipe organismenya dan
energy dari gelombang ombak atau tidal currents. Sumber material karbonatnya
sebagian besar biogenic, termasuk mud dari algae dan bacteria, sand-size
bioklast, ooids dan peloids dan gravel debris. Biasanya terdapat bioturbasi dan
dan faecal pellet.
Carbonat
shoals mungkin dibuat dari ooid atau foraminifera bentik yang terpindahkan oleh
ombak atau tidal currents dan menghasilkan material endapan yang well-sorted
dan well-rounded yang akan menjadi grainstone atau packstone ketika sudah
terlitifikasi.
Reef crest
merupakan tempat tumbuhnya koral yang massif, mempunyai struktur yang paling
kuat, yang mampu menahan energy kuat dari ombak di laut yang sangat dangkal.
Semakin kea rah depan yaitu reef front, ditemui branching koral, dan semakin ke
dalam dimana energinya lemah, platy koral lebih banyak. Di belakang reef crest
yaitu reef flat, berisikan koral dengan struktur kuat juga, namun semakin kea
rah belakang yaitu back reef, globular koral semakin banyak.
3 bentuk
dasar reef yaitu barrier reef, fringing reef dan patch reef. Reef merupakan
indicator lingkungan pengendapan di warm tropical water, tapi hal itu kurang
akurat, karena beberapa reef-builders lain hidup di lingkungan lain, missal
sclerectanian yang hidup dengan control ktersediaan nutrisi. Selain itu koral
pembentuk reef merupakan mesozoik grup.
Pertumbuhan
koral dapat terhenti apabila terjadi perubahan kondisi lingkungannya, misalnya
suplai terigen maerial klastik yang bertambah atau perubahan suplai nutrisi.
Carbonate mud mound adalah badan sedimen
yang terdiri dari fine crystaline carbonate yang tidak berstruktur dan berlapis
kasar.
Klasifikasi Batuan Karbonat
- Dunham (1962)
Dasar
klasifikasi batuan karbonat menurut Dunham (1962) yaitu kandungan mud,
kandungan butiran, keterikatan komponen, dan kenampakan tekstur hasil
diagenesis. Tekstur batuan karbonat yang didominasi oleh kehadiran mud atau mud
supported terbagi dua yaitu batuan yang mengandung butiran kurang dari 10% dan
dimasukkan kedalam mudstone, sedangkan batuan yang kandungan butirannya lebih
besar dari 10% dimasukkan kedalam wackestone.
Grain supported atau batuan yang didominasi oleh butiran adalah tekstur batuan karbonat yang terendapkan pada lingkungan berenergi sedang sampai tinggi. Tekstur ini terbagi dua yaitu yang masih mengandung matriks digolongkan menjadi packstone dan yang tidak mengandung matriks sama sekali atau grainstone. Batuan dengan tekstur dimana komponennya saling terikat satu sama lainnya atau tersusun oleh organisme digolongkan menjai boundstone. jika komponen penyusunnya tidak lagi memperlihatkan tekstur asalnya. Kelompok batuan ini dikenal sebagai kristallin karbonat.
Grain supported atau batuan yang didominasi oleh butiran adalah tekstur batuan karbonat yang terendapkan pada lingkungan berenergi sedang sampai tinggi. Tekstur ini terbagi dua yaitu yang masih mengandung matriks digolongkan menjadi packstone dan yang tidak mengandung matriks sama sekali atau grainstone. Batuan dengan tekstur dimana komponennya saling terikat satu sama lainnya atau tersusun oleh organisme digolongkan menjai boundstone. jika komponen penyusunnya tidak lagi memperlihatkan tekstur asalnya. Kelompok batuan ini dikenal sebagai kristallin karbonat.
- Folk (1959)
Klasifikasi
ini lebih menekankan kepada pendekatan deskriptif dan tidak mempertimbangkan
masalah genetiknya. Dasar pembagiannya adalah kehadiran sparit dan mikrit.
Selain itu klasifikasi ini juga melihat allochem dalam batuan yang diurut
seperti intraklas, ooid, peloid, bioklast. Kehadiran sparit dan mikrit menjadi
komposisi utama dimana jika sparitnya lebih besar daripada mikrit maka nama
batuannya akan berakhiran sparit, demikian pula jika mikrit yang lebih dominan
maka nama batuannya akan berakhiran mikrit. Awalan dalam penamaan batuan
karbonat menurut Folk tergantung pada komposisi intraklas, jika intraklas di
atas 25% maka nama batuannya menjadi intasparit atau intramikrit. Namun jika
butiran ini tidak mencapai 25% maka butiran kedua menjadi pertimbangan yaitu
ooid, sehingga batuan dapat berupa oosparit atau oomikrit. Pertimbangan lainnya
adalah jika kandungan ooid kurang dari 25%, maka perbandingan pellet dan fosil
menjadi penentu nama batuan. Terdapat tiga model perbandingan (fosil : pellet)
yaitu 3:1, 1:3, dan antara 3:1 – 1:3. Jika fosil lebih besar atau 3 : 1 maka
nama batuannya biosparit atau biomikrit demikian pula sebaliknya akan menjadi
pelsparit atau pelmikrit. Jika oerbandingan ini ada pada komposisi 3:1 – 1:3
maka menjadi biopelsparit atau biopelmikrit. Klasifikasi ini juga masih
menganut paham Grabau dengan menambahkan akhiran rudit jika allochemnya
mempunyai ukuran yang lebih besar dari 2 mm dengan prosentase lebih dari 10%.
Dengan demikian penamaan batuan karbonat menurut klasifikasi ini akan menjadi rudit.
No comments:
Post a Comment