1. Klasifikasi menurut Folk
Folk
membuat klasifikasi berdasarkan apa yang dilihatnya melalui mikroskop
atau lebih bersifat deskriptif, sedangkan Dunham lebih melihat batuan
karbonat dari aspek deskriptif dan genesis, sehingga dalam
klasifikasinya tidak hanya mempertimbangkan kenampakan dibawah mikroskop
tetapi juga kenampakan lapangan (field observation).
Klasifikasi Folk menuntun kita untuk mendeskripsi batuan karbonat tentang apa yang dilihat dan hanya sedikit untuk dapat menginterpretasikan apa yang dideskripsi tersebut. Sebenarnya batuan karbonat merupakan batuan yang mudah mengalami perubahan (diagenesis) oleh karena itu studi tentang batuan karbonat tidak akan memberikan hasil yang maksimal jika tidak mengetahui proses-proses yang terjadi pada saat dan setelah batuan tersebut terbentuk.
Kelemahan klasifikasi Folk tersebut diperbaiki oleh Dunham dan membuat klasifikasi baru dengan mempertimbangkan berbagai aspek. Kelebihan klasifikasi Dunham (1962) adalah adanya perpaduan antara deskriptif dan genetik dalam pengklasifikasian batuan karbonat.
Klasifikasi Folk menuntun kita untuk mendeskripsi batuan karbonat tentang apa yang dilihat dan hanya sedikit untuk dapat menginterpretasikan apa yang dideskripsi tersebut. Sebenarnya batuan karbonat merupakan batuan yang mudah mengalami perubahan (diagenesis) oleh karena itu studi tentang batuan karbonat tidak akan memberikan hasil yang maksimal jika tidak mengetahui proses-proses yang terjadi pada saat dan setelah batuan tersebut terbentuk.
Kelemahan klasifikasi Folk tersebut diperbaiki oleh Dunham dan membuat klasifikasi baru dengan mempertimbangkan berbagai aspek. Kelebihan klasifikasi Dunham (1962) adalah adanya perpaduan antara deskriptif dan genetik dalam pengklasifikasian batuan karbonat.
2. Klasifikasi menurut Dunham (1962)
Klasifikasi
Dunham (1962)Klasifikasi ini didasarkan pada tekstur deposisi dari
batugamping, karena menurut Dunham dalam sayatan tipis, tekstur
deposisional merupakan aspek yang tetap. Kriteria dasar dari tekstur deposisi yang diambil Dunham (1962) berbeda dengan Folk (1959).
Kriteria
Dunham lebih condong pada fabrik batuan, misal mud supported atau grain
supported bila ibandingkan dengan komposisi batuan. Variasi kelas-kelas
dalam klasifikasi didasarkan pada perbandingan kandungan lumpur. Dari
perbandingan lumpur tersebut dijumpai 5 klasifikasi Dunham (1962). Nama
nama tersebut dapat dikombinasikan dengan jenis butiran dan
mineraloginya. Batugamping dengan kandungan beberapa butir (<10%) di
dalam matriks lumpur karbonat disebut mudstone dan bila mudstone
tersebut mengandung butiran yang tidak saling bersinggungan disebut
wackestone. Lain halnya apabila antar butirannya saling bersinggungan
disebut packstone / grainstone.
Packstone
mempunyai tekstur grain supported dan punya matriks mud. Dunham punya
istilah Boundstone untuk batugamping dengan fabrik yang mengindikasikan
asal-usul komponenkomponennya yang direkatkan bersama selama proses
deposisi.
Klasifikasi
Dunham (1962) punya kemudahan dan kesulitan. Kemudahannya tidak perlu
menentukan jenis butiran dengan detail karena tidak menentukan dasar
nama batuan. Kesulitannya adalah di dalam sayatan petrografi, fabrik
yang jadi dasar klasifikasi kadang tidak selalu terlihat jelas karena di
dalam sayatan hanya memberi kenampakan 2 dimensi, oleh karena itu harus
dibayangkan bagaimana bentuk 3 dimensi batuannya agar tidak salah
tafsir. Pada klasifikasi Dunham (1962) istilah-istilah yang muncul
adalah grain dan mud. Nama-nama yang dipakai oleh Dunham berdasarkan
atas hubungan antara butir seperti mudstone, packstone, grainstone,
wackestone dan sebagainya. Istilah sparit digunakan dalam Folk (1959)
dan Dunham (1962) memiliki arti yang sama yaitu sebagai semen dan
sama-sama berasal dari presipitasi kimia tetapi arti waktu
pembentukannya berbeda.
Sparit
pada klasifikasi Folk (1959) terbentuk bersamaan dengan proses deposisi
sebagai pengisi pori-pori. Sparit (semen) menurut Dunham (1962) hadir
setelah butiran ternedapkan. Bila kehadiran sparit memiliki selang
waktu, maka butiran akan ikut tersolusi sehingga dapat mengisi grain.
Peristiwa ini disebut post early diagenesis. Dasar yang dipakai oleh
Dunham untuk menentukan tingkat energi adalah fabrik batuan. Bila batuan
bertekstur mud supporteddiinterpretasikan terbentuk pada energi rendah
karena Dunham beranggapan lumpur karbonat hanya terbentuk pada
lingkungan berarus tenang. Sebaliknya grain supported hanya terbentuk
pada lingkungan dengan energi gelombang kuat sehingga hanya komponen
butiran yang dapat mengendap.
3. Klasifikasi Menurut Embry & Klovan (1971)
Klasifikasi
batuan karbonat menurut Embry dan klovan ini merupakan modifikasi dari
klasifikasi yang diusulkan oleh Dunham (1962).
4. Klasifikasi Menurut Mount (1985)
Klasifikasi Mount (1985) merupakan klasifikasi deskriptif. Menurutnya sedimen campuran memiliki empat komponen :
(1) Silisiclastic sand (kuarsa, feldspar yang berukuran pasir),
(2) Mud campuran silt dan clay),
(3) Allochem butiran karbonat seperti pelloid, ooid, bioklas, dan intraklas yang berukuran >20 µm), dan lumpur karbonat atau mikrit (berukuran <20 µm).
Komponen-komponen tersebut suatu tetrahedral yang memiliki pembagian delapan kelas umum dari sedimen campuran. Nama-nama tiap kelas menggambarkan baik tipe butir dominan maupun komponen antitetik yang melimpah sebagai contoh : batuan yang mengandung material silisiklastik >50 % berukuran pasir dengan sedikit allochem maka disebut allochemical sandstone.
sumber: http://geologiterapan.blogspot.com/2011/12/klasifikasi-batuan-karbonat.html
(1) Silisiclastic sand (kuarsa, feldspar yang berukuran pasir),
(2) Mud campuran silt dan clay),
(3) Allochem butiran karbonat seperti pelloid, ooid, bioklas, dan intraklas yang berukuran >20 µm), dan lumpur karbonat atau mikrit (berukuran <20 µm).
Komponen-komponen tersebut suatu tetrahedral yang memiliki pembagian delapan kelas umum dari sedimen campuran. Nama-nama tiap kelas menggambarkan baik tipe butir dominan maupun komponen antitetik yang melimpah sebagai contoh : batuan yang mengandung material silisiklastik >50 % berukuran pasir dengan sedikit allochem maka disebut allochemical sandstone.
sumber: http://geologiterapan.blogspot.com/2011/12/klasifikasi-batuan-karbonat.html
No comments:
Post a Comment