Sedimen klastik darat berasal dari material yang berasal dari
batuan yang sudah ada. Perbedaan sedimen dan batuan sedimen dapat dilihat dari
yang namanya lithifikasi. Sedimen yang sudah mengalami lithifikasi (proses
membatu) disebut batuan sedimen. Batuan sedimen klastik darat diklasifikasi dan
diberi nama berdasarkan ukuran butirnya. Pada umumnya ukuran butir itu
menggunakan skala wenworth. Selain skala wenworth, ukuran butir juga dapat
dinyatakan dengan skala phi. Skala phi menggunakan logaritma berbasis 2,
digunakan karena untuk mencerminkan distribusi alami dari partikel sedimen.
Klast yang mempunyai ukuran butir >2mm (menurut skala
wenworth) yang terkonsolidasi dan mempunyai tekstur well-rounded dinamakan konglomerat,
sedangkan jika tekstur klast-nya menyudut dinamakan breksi. Perlu dibedakan
antara batuan sedimen breksi dengan ‘breksi tektonik’, breksi tektonik dibentuk
oleh fragmen batuan di zona sesar. Berdasarkan jenis klast-nya, jika
konglomerat terdiri dari klast yang sejenis, maka konglomerat itu termasuk
monomict, jika klast-nya bermacam-macam dinamakan polymict, dan jika hanya
terdiri dari 3 atau 2 jenis, dapat dinamakan oligomict.
Butir pasir berasal dari pecahan batuan yang sudah ada
sebelumnya yang lapuk dan tererosi, juga dari mineral pembentuk di lingkungan
pengendapan. Pecahan batuan dapat dikategorikan menjadi 2 jenis, yaitu detritus
dan litik. Selain butiran pasir, butiran mineral dan litik, dalam batuan pasir
juga dapat ditemukan pecahan cangkang moluska (biogenic fragmen) dan autigenik
mineral yang merupakan mineral yang tumbuh sebagai Kristal di lingkungan
pengendapan.
Untuk membuat analisis kuantitatif komponen pada batuan
sedimen, biasanya digunakan teknik point counting. Batuan sedimen yang akan
dianalisis disayat, kemudian dilihat di bawah mikroskop, sayatan digeser
sedikit demi sedikit dan tandai tiap titik lalu tentukan apa nama mineral yang
ada pada titik itu. Penentuan titiknya biasanya tidak kurang dari 300. Setelah
selesai, proporsinya ditentukan dengan persentasi.
Ketika partikel lanau dan lempung bercampur dengan proporsi
yang tidak teratur dalam sedimen yang tidak terkonsolidasi, maka itu dapat
dinamakan mud. Karena ukuran butir lanau kecil, lanau masih terbawa oleh arus
air atau angin sampai kecepatan arusnya sangat kecil. Pada umumnya mineral
lempung terbentuk dari rombakan feldspar dan mineral silikat lainnya. Mineral
lempung berstruktur phylosilikat dengan lapisan Kristal mirip mika, ada yang 2
lapis (kandite group) dan ada yang 3 lapis (smectite group) yang terbuat dari
silica dengan ion magnesium dan ion
alumunium dengan atom oksigen.
Bentuk dan ukuran butir, pemilahan, proporsi antara klast
dengan matiks, adalah hal yang harus dideskripsi dalam batuan sedimen klastik
darat. Besar butir dipengaruhi oleh jenis pelapukan, jenis transportasi, waktu
atau jarak transport, resistensi. Kebundaran butir dipengaruhi oleh jarak
transport, untuk jenis butir yang sama, makin jauh jarak transport butiran akan
makin bundar. Selain jarak transport, kebundaran juga dipengaruhi oleh jenis
transportasi, ukuran butir, juga komposisi butir, Butiran dari mineral yang
resisten akan berbentuk kurang bundar dibandingkan butiran dari mineral kurang
resisten. Orientasi mengindikasikan arah arus dan tekstur imbrikasi. Kebulatan
memegang peranan yang sama pentingnya dengan berat jenis dalam mempengaruhi
settling velocity, juga mempengaruhi dalam pengarahan oleh aliran.
No comments:
Post a Comment