Peta sendiri, kemudian berkembang sesuai dengan kebutuhan dan penggunaannya.Untuk keperluan navigasi darat umumnya digunakan peta topografi.
PETA TOPOGRAFI
Peta topografi memetakan tempat-tempat dipermukaan bumi yang berketinggian sama dari permukaan laut menjadi bentuk garis-garis kontur, dengan satu garis kontur mewakili satu ketinggian. Walaupun peta topografi memetakan tiap interval ketinggian tertentu, namun disertakan pula berbagai keterangan pula yang akan membantu untuk mengetahui secara jauh mengenai daerah permukaan bumi yang terpetakan terseb keterangan-keterangan itu disebut legenda peta. legenda peta berisi diantaranya:
*judul peta
*nomor peta
*koordinat peta
*kontur
*skala peta
judul peta : Judul peta ada dibagian tengah atas. judul peta menyatakan lokasi yang ditunjukkan oleh peta yang bersangkutan, sehingga lokasi yang berbeda akan mempunyai judul yang berbeda pula.
nomor peta : Nomor peta biasanya dicantumkan diselah kanan atas peta. Selain sebagai nomor regisrtasi dari badan pembuat, nomor peta juga berguna sebagai petunjuk jika kita memerlukan peta daerah lain disekitar suatu daerah yang terpetakan. Biasanya di bagian bawah disertakan pula lembar derajat yang mencantumkan nomor-nomor peta yang ada disekeliling peta tersebut.
koordinat peta : Koordinat adalah kedudukan suatu titik pada peta. Koordinat ditentukan dengan menggunakan sistem sumbu, yaitu garis-garis yang saling berpotongan tegak lurus. Sistem koordinat yang resmi dipakai ada dua, yaitu :
1. koordinat geografis
Sumbu yang digunakan adalah garis bujur (bujur barat dan bujur timur) yang tegak lurus terhadap katulistiwa, dan garis lintang (lintang utara dan lintang selatan) yang sejajar dengan katulistiwa. Koodinat geografis dinyatakan dalam satuan derajat, menit, dan detik.
2. Koordinat Grid
Dalam koordinat grid, kedudukan suatu titik dinyatakan dalam ukuran jarak terhadap suatu titik acuan. Untuk wilayah Indonesia, titik acuan nol terdapat disebelah barat Jakarta (60 derajat LU, 68 derajat BT). Garis vertikal diberi nomor urut dari selatan ke utara, sedangkan garis horizontal diberi nomor urut dari barat ke timur.
Sistem koordinat mengenal penomoran dengan 6 angka, 8 angka dan 10 angka. Untuk daerah yang luas dipakai penomoran 6 angka, untuk daerah yang lebih sempit digunakan penomoran 8 angka dan 10 angka (biasanya 10 angka dihasilkan oleh GPS).
kontur : Garis kontur adalah garis yang menghubungkan titik-titik yang mempunyai ketinggian yang sama dari suatu datum/bidang acuan tertentu. sifat-sifat kontur:
1. Satu garis kontur mewakili satu ketinggian tertentu.
2. Garis kontur berharga lebih rendah mengelilingi garis kontur yang lebih tinggi.
3. Garis kontur tidak berpotongan dan tidak bercabang.
4. Interval kontur biasanya 1/2000 kali skala peta.
5. Rangkaian garis kontur yang rapat menandakan permukaan bumi yang curam/terjal, sebaliknya yang renggang menandakan permukaan bumi yang landai.
6. Rangkaian garis kontur yang berbentuk huruf “U” menandakan punggungan gunung.
7. Rangkaian garis kontur yang berbentuk huruf “V” terbalik menandakan suatu lembah/jurang.
skala peta : Skala peta adalah perbandingan antara jarak pada peta dengan jarak horizontal di lapangan. Ada dua macam cara penulisan skala, yaitu :
1. Skala angka, contoh : 1:25.000 berarti 1 cm jarak dipeta = 25.000 cm (250 m) jarak horizontal di medan sebenarnya.
2. Skala garis, contoh: berarti tiap bagian sepanjang blok garis mewakili 1 km jarak horizontal.
KOMPAS
Kompas adalah alat navigasi untuk menentukan arah berupa sebuah panah penunjuk
magnetis yang bebas menyelaraskan dirinya dengan medan magnet bumi secara akurat. Kompas memberikan rujukan
arah tertentu, sehingga sangat membantu dalam bidang navigasi. Arah mata angin yang ditunjuknya adalah utara,
selatan, timur, dan barat.
Apabila digunakan bersama-sama dengan jam dan sekstan, maka kompas
akan lebih akurat dalam menunjukkan arah. Alat ini membantu perkembangan
perdagangan maritim dengan membuat perjalanan jauh lebih aman dan efisien
dibandingkan saat manusia masih berpedoman pada kedudukan bintang untuk menentukan arah.
Penemuan
bahwa jarum magnetik selalu mengarah ke utara dan selatan terjadi di Cina dan
diuraikan dalam buku Loven Heng. Di abad kesembilan, orang Cina telah
mengembangkan kompas berupa jarum yang mengambang dan jarum yang
berputar.Pelaut Persia memperoleh kompas dari orang Cina dan kemudian
memperdagangkannya. Tetapi baru pada tahun 1877 orang Inggris, William Thomson,
1st Baron Kelvin(Lord Kelvin) membuat kompas yang dapat diterima oleh semua
negara. Dengan memperbaiki kesalahan-kesalahan yang timbul dari deviasi
magnetik karena meningkatnya penggunaan besi dalam arsitektur kapal.
Alat
apa pun yang memiliki batang atau jarum magnetis yang bebas bergerak menunjuk
arah utara magnetis dari magnetosfer sebuah planet
sudah bisa dianggap sebagai kompas. Kompas jam adalah kompas yang
dilengkapi dengan jam matahari. Kompas variasi adalah
alat khusus berstruktur rapuh yang digunakan dengan cara mengamati variasi
pergerakan jarum. Girokompas digunakan untuk menentukan utara
sejati.
Lokasi
magnet di Kutub Utara selalu bergeser dari masa ke masa. Penelitian
terakhir yang dilakukan oleh The Geological Survey of Canada
melaporkan bahwa posisi magnet ini bergerak kira-kira 40 km per tahun ke arah barat laut.
Berikut
ini adalah arah mata angin yang dapat ditentukan kompas.
- Utara (disingkat U atau N)
- Barat (disingkat B atau W)
- Timur (disingkat T atau E)
- Selatan (disingkat S)
- Barat laut (antara barat dan utara, disingkat NW)
- Timur laut (antara timur dan utara, disingkat NE)
- Barat daya (antara barat dan selatan, disingkat SW)
- Tenggara (antara timur dan selatan, disingkat SE)
Kompas
dibedakan menjadi dua jenis, yaitu kompas analog dan kompas digital.
Kompas analog
Kompas
analog adalah kompas yang biasa kita lihat dalam kehidupan sehari-hari.
Misalnya saja kompas yang dipakai ketika acara pramuka. Sedangkan kompas
digital merupakan kompas yang telah menggunakan proses digitalisasi. Dengan
kata lain cara kerja kompas ini menggunakan komputerisasi.
Kompas digital
Diciptakannya
kompas digital bertujuan untuk melengkapi kebutuhan robotika yang semakin canggih. Dunia robotika ini sangat
membutuhkan alat navigasi yang efektif dan efisien.
Sementara itu alat sistem navigasi yang tersedia di pasaran harganya mahal.
Sedangkan kompas sendiri merupakan sebuah alat sistem navigasi yang efektif dengan
harga lebih murah. oleh karena itu kompas digital diharapkan bisa mensubstitusi
alat sistem navigasi pada robot.
Kompas-kompas
digital yang ada di pasaran banyak macamnya. Di antaranya yaitu CMPS03 Magnetic
Compass buatan Devantech Ltd. CMPS03 yang berukuran 4 x 4 cm ini menggunakan
sensor medan magnet Philips KMZ51 yang cukup sensitif untuk mendeteksi medan
magnet bumi. Kompas digital ini cukup supplai tegangan sebesar 5 Vdc dengan
konsumsi arus 15mA. Pada CMPS03, arah mata angin dibagi dalam bentuk derajat
yaitu : Utara (0), Timur (90), Selatan (180) dan Barat (270).
Ada
dua cara untuk menperoleh informasi arah dari kompas digital ini yaitu dengan
membaca sinyal PWM (Pulse Width Modulation) pada pin 4 atau dengan membaca data
interface I2C pada pin 2 dan 3. Sinyal PWM adalah sebuah sinyal yang telah
dimodulasi lebar pulsanya. Pada CMPS03, lebar pulsa positif merepresentasikan
sudut arah. Lebar pulsa bervariasi antara 1mS (00) sampai 36.99mS (359.90).
Dengan kata lain lebar pulsa berubah sebesar 100uS setiap derajatnya. Sinyal
akan low selama 65mS di antara pulsa, sehingga total periodanya adalah 65mS +
lebar pulsa positif (antara 66mS sampai 102mS). Pulsa tersebut dihasilkan oleh
timer 16 bit di dalam prosesornya, yang memberikan resolusi 1uS.
Selain
PWM, CMPS03 juga dilengkapi dengan interface I2C yang dapat digunakan untuk
membaca data arah dalam bentuk data serial. Pada mode 8 bit, arah utara
ditunjukkan dengan data 255 dengan resolusi 1,40625 derajat/bit.
Pada mode 16 bit, arah utara ditunjukkan dengan data 65535 sehingga resolusinya
menjadi 0,0055 derajat/bit.
Dari
berbagai macam kompas digital di atas dapat diketahui bahwa kompas digital
CMPS03 merupakan kompas digital yang paling bagus. Walaupun kompas ini paling
bagus karena gambarannya bisa ditampilkan dalam layar LCD karakter, namun
kompas ini tidak bisa digunakan oleh semua jenis robot. Hal ini dikarenakan
setiap robot mempunyai kebutuhan atas sistem navigasi berupa kompas digital
yang beda antar robot satu dengan robot lainnya. Ada kemungkinan jenis robot A
membutuhkan kompas digital jenis B, dan ada kemungkinan bahwa kompas satu tidak
bisa tersubstitusikan oleh kompas lainnya.
Peralatan navigasi standar yang harus dibawa saat mendaki gunung adalah peta, kompas, dan altimeter.
Teknik menggunakan variasi kompas dan peta dikenal dengan cross bearing, terbagi dalam resection (menentukan posisi kita di dalam peta) dan intersection (menentukan posisi satu tempat di peta).
Resection dilakukan dengan mula-mula mencari dua titik di medan sebenarnya yang dapat diidentifikasi dalam peta seperti puncak-puncak gunung. Kedua, hitunglah sudut (azimuth) kedua obyek tadi terhadap arah utara dengan kompas. Ketiga, pindahlah ke peta. Dengan menggunakan busur derajat, letakkan titik pusat busur derajat menghimpit titik identifikasi obyek dalam peta.
Bila sudut azimuth yang diperoleh kurang dari 180 derajat, tambahkan azimuth itu dengan angka 180 derajat. Bila azimuth yang didapat dari kompas lebih dari 180 derajat, tambahkan dengan angka 180 derajat. Keempat, gunakan angka hasil perhitungan itu (dinamakan teknik back azimuth) untuk membuat garis lurus dari titik identifikasi.
Perpotongan dua garis dari dua titik identifikasi menunjukkan letak kita di dalam peta.
Menentukan titik awal perjalanan di peta merupakan hal yang penting. Di tengah perjalanan, seorang pendaki kerap tidak dapat memainkan teknik cross bearing karena faktor cuaca atau medan yang tidak memungkinkan melihat titik-titik orientasi.
Bila demikian, membandingkan keadaan medan sekitar dengan kontur peta dan merunutnya dari titik awal perjalanan, kadang menjadi satu-satunya cara menentukan posisi. Dalam keadaan seperti itu, altimeter atau piranti penunjuk ketinggian sangat dibutuhkan.
Saat ini fungsi kompas dan altimeter dapat diganti dengan GPS (Global Positioning
System/piranti canggih menggunakan sinyal satelit). Dengan alat itu, pendaki dapat
mengetahui kedudukannya dalam lintang dan bujur (koordinat) bumi. Pemakainya tinggal mencari besaran koordinat di peta. Bahkan GPS model mutakhir dapat menyimpan rekaman gambar peta melalui CD-Rom. Dengan begitu, pendaki bisa mengabaikan peta karena peta sekaligus tersaji di layar monitornya.
No comments:
Post a Comment